Kemenpar miliki prioritas kembangkan pariwisata berbasis seni budaya

Kemenpar miliki prioritas kembangkan pariwisata berbasis seni budaya

Jakarta – Ni Komang Ayu Astuti, Asisten Deputi Bidang Event Nasional Kementerian Pariwisata. Menyatakan bahwa kementerian fokus pada pengembangan pariwisata.

Yang didasarkan pada seni dan budaya. Oleh karena itu, mereka memberikan dukungan untuk acara seni yang diselenggarakan.

“Mitra Seni Indonesia mengadakan acara ini sebagai sarana untuk melindungi dan mengangkat nilai-nilai seni dan budaya Indonesia,” ujar Ni Komang saat mewakili Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana, di pembukaan acara seni yang disebutkan dalam siaran pers di Jakarta pada hari Selasa.

Dia juga memberikan penghargaan untuk acara Seni Budaya 2025 yang berjudul Genderang dari Timur, yang menampilkan keragaman seni dan budaya dari Indonesia Timur, termasuk dalam bidang musik, tari, seni vokal, dan seni tradisional lainnya. Dia menilai bahwa acara ini mewakili keberagaman budaya Indonesia yang hidup berdampingan secara harmonis.

Dia menambahkan bahwa Mitra Seni Indonesia (MSI), yang menyelenggarakan kegiatan ini, merupakan kelompok orang yang mencintai, praktik, dan terlibat dalam seni budaya Indonesia. Ini menunjukkan potensi yang besar untuk melestarikan dan mengembangkan seni budaya yang ada. Dia berharap kegiatan seperti ini dapat dilakukan lebih sering.

Sementara itu, Sari Ramdani, Ketua Umum MSI, mengungkapkan bahwa acara tahunan ini memberi kesempatan bagi para seniman yang tergabung dalam MSI untuk mengasah bakat dan keterampilan seni mereka.

“Tema yang diangkat setiap tahun berbeda-beda, mulai dari Sabang sampai Merauke,” tuturnya.

Pagelaran seni budaya 2025, yang dikenal sebagai Genderang dari Timur, melibatkan 200 orang yang mencintai dan bergelut dalam seni yang merupakan bagian dari MSI.

Acara ini merupakan kegiatan tahunan untuk menunjukkan bakat dan kemampuan para seniman serta untuk merayakan Hari Kartini dan Hari Tari Internasional.

Lebih lanjut, Sari Ramdani mengungkapkan bahwa mereka memiliki 11 kolaborasi dalam seni dan budaya dengan sekitar seribu anggota, serta menyediakan pelatihan kolintang dengan tujuh grup.

Sebagai bagian dari kesenian tradisional dari Sulawesi Utara, atau Minahasa, melalui pelatihan ini, mereka berusaha untuk memastikan kesenian tersebut tidak punah.

Dia juga mengajak generasi muda untuk berkolaborasi dengan berbagai komunitas guna lebih mengenal budaya Nusantara dan menjaga seni serta budaya.