Istanbul – Sekitar 700 Muslim dilaporkan berada di antara ribuan korban yang tewas akibat gempa besar. Berkekuatan 7,7 yang terjadi di Myanmar pada hari Jumat (28/3), menurut organisasi Islam setempat.
Gempa mengguncang Myanmar pada siang hari di Jumat, bersamaan dengan waktu Shalat Jumat. Ketika para Muslim Myanmar yang bukan etnis Rohingya berkumpul di mesjid. Menurut laporan The Irrawaddy, sebuah situs media yang dijalankan oleh pengungsi Myanmar di Thailand. Pada hari Senin, terdapat 60 masjid di Mandalay dan Sagaing. Yang merupakan daerah dengan kerusakan paling parah akibat gempa ini, yang hancur.
Mengacu pada informasi dari jaringan Muslim Spring Revolution Myanmar. The Irrawaddy menyebutkan bahwa kebanyakan masjid yang runtuh dibangun pada abad ke-19. Selain di Mandalay dan Sagaing, kerusakan juga dilaporkan terjadi pada masjid-masjid. Di Naypyitaw, Pyinmana, Pyawbwe, Yamethin, Thazi, Meiktila, Kyaukse, dan Paleik.
“Kami memperkirakan jumlah korban akan banyak karena gempa terjadi saat Shalat Jumat dan di bulan Ramadhan. Kami belum bisa memberikan angka pasti, tetapi kami memperkirakan jumlahnya sudah mencapai ratusan,” ujar Ko Shaki dalam laporannya.
Sedikitnya 18 masjid di Mandalay, yang merupakan kota terbesar kedua di Myanmar. Mengalami kerusakan, dia menambahkan bahwa masjid-masjid bersejarah tersebut. Belum pernah direnovasi sama sekali. “Kami tidak diizinkan untuk melakukan perbaikan dan pemeliharaan pada masjid di era pemerintahan sebelumnya,” jelas Ko Shaki.
Dia juga menekankan peran kelompok ultranasionalis, Asosiasi Perlindungan Ras dan Agama (Ma Ba Tha), yang didukung oleh militer Myanmar dalam menumbuhkan sentimen anti-masjid di negara tersebut. Pada tahun 2017, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengeluarkan peringatan tentang kondisi memburuk masjid-masjid bersejarah di Myanmar dan menunjukkan adanya penolakan terhadap pemeliharaan rutin masjid.
Meskipun laporan dampak gempa mencantumkan jumlah biara yang rusak, junta Myanmar tidak menyebutkan masjid dalam daftar tersebut. Dalam laporan lain, dikatakan bahwa tim penyelamat yang dikerahkan oleh junta Myanmar tidak melakukan upaya penyelamatan di masjid-masjid yang hancur.