Wassenaar, Belanda (cvtogel) – Kementerian Kebudayaan telah menyelenggarakan sebuah pameran berjudul “Verleden–Heden: Past–Present, Art Schools in Indonesia” di Sekolah Indonesia Den Haag (SIDH) di Wassenaar, Belanda. Acara ini menampilkan bagaimana seni dan budaya Indonesia telah berkembang dari masa lalu hingga saat ini.
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menyampaikan dalam sebuah pernyataan pers Kementerian Kebudayaan pada hari Sabtu bahwa acara ini berfungsi sebagai platform dialog untuk menghubungkan masa lalu, kini, dan masa depan, terutama mengenai sejarah pendidikan seni di Indonesia.
“Acara pameran ini seperti percakapan atau ruang dialog yang menjembatani masa lalu, sekarang, dan masa depan, khususnya dalam merunut sejarah pendidikan seni di Indonesia,” kata Fadli Zon dalam sambutannya.
Pameran tersebut menyuguhkan perjalanan visual dan naratif yang mendalam melalui arsip, karya seni, dokumentasi, dan cerita dari lembaga seni terkenal seperti Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, serta Institut Seni Indonesia (ISI) Bali.
Karya-karya dari tokoh-tokoh penting dalam sejarah pendidikan seni di Indonesia juga dipamerkan, termasuk R. J. Katamsi, salah satu pendiri ISI Yogyakarta, dan Simon Admiraal, yang berkontribusi besar dalam perkembangan seni rupa modern di ITB.
“Dari jejak para tokoh dan institusi seni yang ditampilkan, kita dapat melihat bagaimana seni menjadi bagian penting dalam membangun identitas bangsa serta menjalin hubungan lintas budaya,” tambahnya.
Menteri Kebudayaan juga menegaskan bahwa meskipun terdapat berbagai tantangan saat ini, seperti ketegangan geopolitik, krisis iklim, dan disrupsi digital, seni dan budaya sangat diperlukan untuk meningkatkan pemahaman, ketahanan, dan perdamaian antar umat manusia.
“Verleden–Heden menjadi ruang untuk dialog antar generasi dan antarbangsa. Kegiatan ini bisa menjadi jembatan antara Indonesia dan Belanda, serta sebagai simbol komitmen kita terhadap keadilan budaya dan kebebasan berexpressi,” jelas Fadli.
Kementerian Kebudayaan melibatkan kurator pameran yang berasal dari akademisi ITB dan Universitas Leiden, yaitu Aminuddin T. H. Siregar.
Selain pameran dan simposium, serangkaian acara juga mencakup diskusi terbuka hingga lokakarya yang melibatkan seniman, akademisi, pelajar, serta komunitas diaspora Indonesia yang berada di Belanda.
Pameran dan simposium “Verleden–Heden” secara resmi dibuka oleh Menteri Kebudayaan pada hari Jumat (13/6).
Acara pembukaan tersebut dihadiri oleh Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda, Mayerfas, Rektor ISI Yogyakarta dan ISI Bali, serta perwakilan dari ITB dan akademisi serta kurator dari Universitas Leiden.
Kementerian Kebudayaan berharap bahwa inisiatif seperti Verleden–Heden dapat menjadi pemicu untuk pertukaran ide, refleksi kritis terhadap sejarah bersama, serta menciptakan ruang kolaborasi baru yang dapat mempererat hubungan seni dan budaya antara Indonesia dan Belanda di masa depan.